EKUITAS
Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas (kewajiban) dalam neraca. Ekuitas juga diartikan sebagai modal atau kekayaan perusahaan bisnis, dihitung dengan jumlah aset dikurangi dengan liabilitas.
BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Dari tiga bentuk utama organisasi bisnis-kepemilikan, kemitraan, dan perusahaan, bentuk perusahaan yang paling mendominasi. Perusahaan sejauh ini pemimpin dalam hal jumlah keseluruhan sumber daya yang dikendalikan, barang dan jasa yang diproduksi, dan orang-orang yang dipekerjakan.
Karakteristik khusus dari bentuk perusahaan yang memengaruhi akuntansi meliputi :
1. Hukum Perusahaan
Siapa pun yang ingin mendirikan perusahaan biasanya harus mengirimkan dokumen persyaratan penggabungan perusahaan ke badan pemerintah yang sesuai untuk negara di mana penggabungan diizinkan. Setelah memenuhi persyaratan, badan pemerintah menerbitkan izin perusahaan, sehingga mengakui perusahaan sebagai entitas hukum. Banyak pemerintah memiliki undang-undang penggabungan (inkorporasi) bisnis. Akuntansi untuk ekuitas mengikuti ketentuan undang-undang ini. Dalam banyak kasus, hukumnya rumit dan bervariasi dalam ketentuan dan definisi persyaratan tertentu. Beberapa hukum gagal menentukan istilah teknik. Akibatnya, istilah sering berarti satu hal di satu negara dan hal lain di negara yang berbeda. Masalah ini bisa ditambah lagi karena otoritas hukum sering menafsirkan dampak dan batasan hukum yang berbeda.
2. Sistem Saham
Ekuitas dalam perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau saham. Dalam kelas saham tertentu, masing-masing saham sama dengan setiap saham lainnya. Jumlah saham yang dimiliki menentukan kepentingan setiap pemilik. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu. Pemilik harus memeriksa pasal penggabungan, sertifikat saham, dan ketentuan yang berlaku untuk memastikan pembatasan terhadap atau variasi dari hak standar dan hak istimewa.
Sistem saham dengan mudah memungkinkan satu orang untuk mengalihkan hak pada perusahaan ke investor lain. Setiap saham adalah milik pribadi, siapa yang bisa membuangnya sesuka hati. Selain itu, bursa efek utama mensyaratkan pengendalian kepemilikan yang tidak ekonomis bagi perusahaan tertentu. Dengan demikian, perusahaan sering menggunakan pendaftar dan agen transfer yang mengkhususkan diri dalam menyediakan jasa untuk pencatatan dan pengalihan saham.
3. Berbagai Kepentingan Kepemilikan
Dalam setiap perusahaan, satu kelas saham harus mencerminkan kepentingan kepemilikan dasar. Kelas saham itu disebut saham biasa. Saham biasa (ordinary shares) mencerminkan hak residual perusahaan yang menanggung risiko kerugian tertinggi dan menerima manfaat dari kesuksesan. Perusahaan dijamin tidak membagikan dividen atau aset pada saat pembubaran. Akan tetapi, pemegang saham biasa umumnya mengendalikan manajemen perusahaan dan cenderung untuk jikan perusahaannya sukses.
Dalam upaya untuk memperluas daya tarik investor, perusahaan mungkin menawarkan dua atau lebih kelas saham, masing-masing memiliki hak dan keistimewaan yang berbeda. Dibuat kelas khusus saham, biasanya disebut saham preferen (preference shares). Sebagai imbal hasil atas preferensi khusus, pemegang saham preferen selalu mengorbankan beberapa hak inheren dari pemegang saham biasa. Jenis preferensi yang umum adalah memberikan kepada pemegang saham preferen atas klaim sebelumnya pada laba. Sebagai imbal hasil atas saham preferen ini, pemegang saham preferen dapat mengorbankan hak mereka atas suara dalam manajemen atau hak mereka untuk pembagian keuntungan yang melebihi tingkat yang dinyatakan.
EKUITAS
Ekuitas (equity) adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Ekuitas sering disebut sebagai ekuitas pemegang saham, atau modal perusahaan. Perusahaan sering membuat perbedaan antara modal kontribusi (modal disetor) dengan modal yang diperoleh. Modal kontribusi-contributed capital (modal disetor-paid in capital) adalah jumlah total yang dibayarkan pada modal saham-jumlah yang diberikan oleh pemegang saham kepada perusahaan untuk digunakan pada bisnisnya. Modal kontribusi mencakup item-item seperti nilai pari semua saham yang beredar serta premi dikurangi diskonto penerbitan. Modal yang diperoleh (earned capital) adalah modal yang berkembang dari operasi yang menguntungkan. Modal ini terdiri atas semua laba yang tidak dibagikan yang terus diinvestasikan pada perusahaan. Saldo laba (retained earnings) merupakan modal yang diperoleh dari perusahaan.
Penerbitan Saham
A. Nilai Pari Saham
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai wajarnya. Saat ini, nilai pari terkait dengan penerbitan saham biasa sangat rendah. Untuk menyajikan informasi yang diperlukan untuk penerbitan saham dengan nilai pari, perusahaan pengelola akun untuk setiap kelas saham sebagai berikut.
1. Saham preferen atau Saham Biasa. Kedua akun saham ini secara bersamaan mencerminkan nilai pari saham perusahaan yang diterbitkan. Perusahaan mengkredit akun ini ketika menerbitkan saham.
2. Premis Saham. Akun Premi Saham (Share Premium) menunjukkan kelebihan nilai pari yang dibayar oleh pemegang saham sebagai imbal hasil atas saham yang diterbitkan kepada perusahaan.
B. Tanpa Nilai Pari
Banyak negara mengizinkan penerbitan saham tanpa nilai pari, yang disebut saham tanpa nilai pari. Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari ada dua: Pertama, penerbitan saham tanpa nilai pari untuk menghindari liabilitas kontinjensi yang dapat terjadi jika perusahaan menerbitkannya saham dengan nilai pari sebesar diskonto. Kedua, beberapa kebingungan muncul berkaitan dengan hubungan antara nilai pari dengan nilai wajar. Jika saham tidak memiliki nilai pari, perlakuan yang dipertanyakan dengan menggunakan nilai Paris sebagai dasar untuk nilai wajar tidak pernah muncul. Hal ini sangat menguntungkan saat mengeluarkan saham untuk item properti seperti aset tetap berwujud dan tak berwujud.
Saham tanpa nilai pari sebenarnya harus dibuat dalam akun pada hari apa penerbitan tanpa pemisahan yang dilaporkan. Namun, beberapa negara mensyaratkan agar saham tanpa nilai pari tersebut memiliki nilai yang dinyatakan nilai yang dinyatakan adalah nilai minimum bawah dimana perusahaan tidak dapat menerbitkannya. Dengan demikian, dari pada menjadi saham tanpa nilai pari, saham nilai yang dinyatakan tersebut menjadi, pada dasarnya, saham dengan nilai pari yang sangat rendah.
C. Saham yang Diterbitkan dengan Efek Lain (Penjualan Lumsum)
Umumnya, perusahaan menjual kelas alam secara terpisah satu sama lain. Alasannya melakukan adalah untuk melacak khas yang diterima relatif terhadap setiap kelas, serta relatif terhadap setiap lod.
Masalah akuntansi dalam penjualan lumsum adalah bagaimana mengalokasikan kas yang diterima di antara beberapa kelas efek perusahaan menggunakan salah satu dari dua metode alokasi:
(1) Metode Proporsional
Metode Proporsional. Jika nilai wajar atau dasar nilai lainnya untuk menentukan nilai relatif tersedia untuk setiap kelas efek, perusahaan mengalokasikan jumlah lumsum yang diterima di antara kelas efek secara profesional.
(2) Metode Incremental
Metode Incremental. Dalam hal ini dimana perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar dari semua kelas efek, mungkin menggunakan metode incremental. metode ini menggunakan nilai belajar efektif sebagai dasar kelas yang diketahui, dan mengalokasikan sisa-sisanya ke kelas yang tidak diketahui nilainya. Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar untuk setiap kelas saham yang terlibat dalam pertukaran lump sum perusahaan dapat menggunakan pendekatan lain. Perusahaan dapat mengandalkan penilaian ahli.
D. Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas properti atau jasa melibatkan penerbitan penilaian. Aturan umumnya adalah perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan untuk jasa atau properti selain kepada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diukur dengan andal Jika nilai wajar barang atau jasa tidak dapat diukur dengan andal, dengan menggunakan nilai wajar saham yang diterbitkan.
E. Biaya Penerbitan Saham
Perusahaan harus melaporkan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya underwriting, biaya akuntansi dan hokum, biaya pencetakan, dan pajak, sebagai pengurangan jumlah yang dibayarkan. Oleh karena itu. Wesfarmers mendebit biaya penerbitan untuk Premi Saham karena tidak terkait dengan operasi perusahaan, Sebagai akibatnya, biaya penerbitan adalah biaya pendanaan. Dengan demikian, biaya penerbitan harus mengurangi kas yang diterima dari penjualan saham.
Perolehan Kembali Saham
Perusahaan sering membeli kembali usaha miliknya sendiri. Perusahaan membeli sahamnya yang beredar karena beberapa alasan:
1. Untuk memberikan distribusi efisensi pajak atas kelebihan kas kepada pemegang saham.
2. Untuk meningkatkan laba persaham dan imbal hasil atas ekuitas.
3. Untuk memberikan saham pada kontrak kompensasi karyawan atau untuk memenuhi potensi kebutuhan merger.
4. Untuk mengagalkan usaha pengambil alihan atau mengurangi jumlah pemegang saham.
5. Untuk menciptakan pasar dalam saham.
Beberapa perusahaan publik telah memilih untuk “go private”, yaitu menghapuskan kepemilikan publik (diluar) sepenuhnya dengan membeli semua sahamnya yang beredar. Perusahaan sering menyelesaikan prosedur seperti itu melalui leveraged buyout (LBO) dimana perusahaan meminjam uang untuk membiayai pembelian kembali saham tersebut.
Setelah membeli saham, perusahaan dapat menarik mereka atau menahannya dalam bentuk kas untuk diterbitkan kembali. Jika tidak ditarik saham tersebut disebut saham tresuri (treasury shares). Secara teknis saham tresuri adalah saham milik perusahaan sendiri, yang dibeli kembali setelah diterbitkan dan dibayar penuh. Saham tresuri bukan merupakan aset.
Pembelian Saham Tresuri
• Metode biaya (cost method) menghasilkan pendebitan akun saham Tresuri untuk biaya perolehan kembali dan dalam melaporkan akun ini sebagai pengurang ekuitas pada laporan posisi keuangan.
• Metode nilai pari atau nilai yang dinyatakan (par stated value method) mencatat semua transaksi atas saham tresuri pada nilai parinya dan melapoorkan saham tresuri hanya sebagai pengurang modal saham.Tidak peduli metode mana yang digunakan perusahaan, kebanyakan yurisdiksi menganggap biaya perolehan saham tresuri yang diperoleh sebagai pembatasan atas saldo laba.
Penjualan Saham Tresuri
Perusahaan biasanya menerbitkan ulang atau menghentkan saham tresuri. Saat menjual saham tresuri. Saat menjual saham tresuri akuntansi untuk penjualan tergantung pada harga. Jika harga jual saham tresuri sama dengan mendebit kas dan mengkredit saham tresuri.
1. Penjualan Saham Tresuri di Atas Biaya Perolehannya. Bila harga jual saham tresuri melebihi biaya perolehannya, perusahaan mengkredit selisihnya ke Premi saham Tresuri.
2. Penjualan Saham Tresuri di Bawah Biaya Perolehannya. Ketika perusahaan menjual saham tresuri dibawah biaya perolehannya, perusahaan biasanya mendebit kelebihan biaya perolehan dari harga jual ke Premi Saham-Tresuri.
Menghentikan Saham Tresuri
Dewan direksi dapat menyetujui penghentian saham tresuri. Hasil keputusan ini membatalkan saham tresuri dan pengurangan jumlah yang diterbitkan. Penghentian saham tresuri memiliki status saham yang diotorisasi dan tidak diterbitkan. Pengaruh akuntansinya sama dengan penjualan penjualan saham tresuri kecuali perusahaan mendebit akun ekuitas yang tepat terkait dengan penghentian sahamdan bukan kas. Misalnya jika perusahaan menjual sahamnya pada nilai pari, perusahaan tersebut mendebit Modal saham – Biasa sebesar nilai pari per saham. Jika awalnya menjual saham seharga $3 diatas nilai parinya, perusahaan juga mendebit Premi saham-biasa sebesar $3 persaham pada saat penghentian.
SAHAM PREFEREN
Saham preferen (preference shares) adalah kelas saham khusus yang memiliki preferensi atau fitur teretentu yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Fitur yang paling sering dikaitkan dengan penerbitan saham preferen adalah sebagai berikut :
1. Preferensi untuk dividen
2. Preferensi untuk aset jika terjadi likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditarik kembali (callable) pada opsi dari perusahaan
5. Tidak memiliki hak suara (non-voting)
Fitur yang membedakan preferensi dari saham biasa mungkin lebih bersifat restriktif dan negatif dari pada preferensinya. Misalnya, saham preferensi kemungkinan tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan tidak berpartisipasi. Preferensi untuk dividen tidak menjamin dividen akan dibayarkan. Hal tersebut hanya menjamin bahwa perusahaan harus membayar tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah yang berlaku untuk saham preferen sebelum ada pembayaran dividen atas saham biasa.
Perusahaan sering menerbitkan saham preferen (bukan utang) karena tingginya rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio). Selain itu, perusahaan menerbitkan saham preferen melalui penempatan swasta dengan perusahaan yang mengakuisisi terkadang menerima dividen bebas pajak dalam jumlah yang besar dinegara tertentu.
Fitur Saham Preferen
Perusahaan dapat menyertakan preferensi atau batasan, pada setiap kombinasi yang diinginkan, dengan penerbitan saham preferen, selama tidak melanggar secara spesifik terhadap hukum penggabungan dalam negara tersebut.
Saham Preferen Kumulatif
Saham preferen komulatif (cumulative preference shares) mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen dalam setiap tahunnya, maka perusahaan harus menyelesaikannya pada tahun berikutnya sebelum membayar dividen pada tanggal pembagian dividen yang normal, maka dividen tersebut dikatakan telah “terlewat” (passed). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen tunggakan ( dividend in arrears).
Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi (participating preference shares) berbai secara rata dengan pemegang saham biasa atas setiap pembagian laba diluar tingkat yang di tentukan.
Saham Preferen Konvertibel
Saham preferen konversi (convirtible preference shares) memungkinkan pemegang saham, sesuai opsinya, untuk menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan.
Saham Preferen Callable
Saham preferen callable (callable preference shares) mengizinkan perusahaan, pada opsinya, untuk menarik atau menebus saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu dimasa depan dan pada harga yang ditentukan. Kebanyakan saham dapat ditarik. Perusahaan biasanya menetapkan harga penarikan atau penebusan sedikit diatas harga penerbitan awalnya dan biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari.
Saham Preferen yang Dapat Ditukar
Saham preferen yang dapat ditukar (redeemable preference shares) memiliki priode penebusan wajib atau fitur yang memungkinkan penerbit tidak dapat mengendalikannya.
Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen
Akuntansi atas saham preferen pada saat penerbitnyya serupa dengan saham biasa. Perusahaan mengalokasikan hasil yang diproleh antara nilai pari saham preferen dan premi saham. Perusahaan mempertimbangkan saham preferen konversi sebagai bagian dari ekuitas. Selain itu, ketika menggunakan saham preferen konversi, tidak ada alasan teoritas atas pengakuan keuntungan atau kerugian. Saham preferen biasanya tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham preferen. Perusahaan biasanya melaporkan saham preferen sebesar nilai dari item pertama dibagian ekuitas.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Menentukan jumlah yang tepat atas dividen yang tepat atas dividen yang dibayar adalah keputusan manajemen yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen sangat enggan untuk mengurangi atau menghilangkan dividennya. Sangat sedikit perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang setara dengan ketersediaan saldo secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mematuhi perjanjian (perjanjian obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua bagian laba, dalam bentuk aset, untuk membangun perlindungan tambahan terhadap kemungkinan kerugian.
2. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, bahwa laba setara dengan biaya perolehan saham tresuri yang dibeli akan dibatasi dengan pengumuman dividen.
3. Untuk menahan aset yang seharusnya dibayarkan sebagai dividen, untuk membiayai pengembangan atau perluasan.
4. Untuk melancarkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan mengakumulasikan laba pada tahun yang baik (menguntungkan) dan menggunakan akumulasi laba tersebut sebagai dasar untuk dividen pada tahun yang buruk (tidak menguntungkan).
5. Untuk membuat bantalan atau penyangga terhadap kemungkinan kerugian atau kesalahan dalam perhitungan keuntungan.
Kondisi Keuangan dan Distribusi Dividen
Manajemen perusahaan yang efektif membutuhkan perhatian lebih dibandingkan legalitaspembagian dividen. Manajemen juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi, yang paling penting, likuiditas. Keberadaan liabilitas jangka pendek secara kuat menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan kas untuk melunasi utang lancar pada saat jatuh tempo. Kebutuhan kas sehari-hari untuk pembayaran gaji dan pengeluaran lainnya yang tidak termasuk dalam liablitas jangka pendek juga membutuhkan kas.
Jadi, sebelum mengumumkan dividen, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Perusahaan tidak harus membayar dividen kecuali jika posisi keuangan sekarang dan dimasa mendatang dapat menjamin pembayarannya.
Jenis Dividen
1. Dividen Tunai
Dewan direksi memberikan suara pada saat pengumuman dividen tunai. Setelah persetujuan atas keputusan tersebut, dewan direksi mengumumkan dividen. Sebelum melakukan pembayaran, perusahaan harus menyiapkan daftar para pemegang saham. Pengumuman dividen tunai merupakan liabilitas. Oleh karena pembayaran biasanya diminta dengan segera, dan biasanya merupakan liabilitas jangka pendek.
Kebijakan saham bervariasi diantara perusahaan. Beberapa perusahaan merasa bangga untuk untuk jangka waktu yang lama, tidak terputus dari pembayaran dividen kuartalan. Perusahaan yang berkembang disisi lain, membayar dividen tunai sedikit atau tidak ada karena kebijakannya adalah untuk mengembangkan secepat mungkin pembiayaan internal dan eksternal.
2. Dividen Properti
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk aset perusahaan selain kas disebut dividen properti. Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estate, atau investasi, atau bentuk apapun yang ditetapkan dewan direksi. Saat mengumumkan dividen properti , perusahaan harus menyatakan kembali nilai wajar yang akan didistribusikan, dengan mengakui adanya keuntungan atau kerugian sebagai selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat properti pada tanggal pengumuman.
3. Dividen Likuidasi
Dividen berdasarkan selain saldo laba terkadang digambarkan sebagai dividen likuidasi. Istilah ini menyiratkan bahwa dividen tersebut merupakan pengembalian investasi pemegang saham dan bukan merupakan keuntungan. Setiap dividen yang tidak didasarkan laba akan mengurangi jumlah yang dibayarkan oleh pemegang saham dan dividen tersebut merupakan dividen likuidasi. Bagian dari dividen yang melebihi jumlah akumulasi laba menunjukkan pengembalian sebagian investasi pemegang saham.
4. Dividen Saham
Dividen saham (share dividend) adalah penerbitan sahamnya sendiri oleh perusahaan kepada pemegang saham secara prorata, tanpa mendapat pertimbangan apapun. Dalam mencatat dividen saham, beberapa percaya bahwa perusahaan harus mengalihkan nilai pari saham yang diterbitkan sebagai dividen dari saldo laba menjadi modal saham. Lainnya percaya bahwa perusahaan harus mengalihkan nilai wajar saham yang diterbitkan- nilai wajar pada tanggal pengumuman – dari saldo laba untuk modal saham dan premi saham.
Ketika dividen saham kurang dari 20 – 25 persen dari saham biasa yang beredar pada saat pengumuman dividen, perusahaan diwajibkan untuk mengalihkan nilai wajar saham yang diterbitkan dari saldo laba. Dividen saham kurang dari 20 – 25 persen sering disebut sebagai dividen saham kecil (biasa).
Beberapa undang – undang yang berlaku secara khusu melarang penertbitan saham untuk saham tresuri.
Dalam yuridiksi yang mengizinkan saham tresuri untuk berpartisipasi dalam pendistribusian dividen saham atau pemecahan saham, rencana penggunaan saham tresuri tersebut memengaruhi praktik perusahaan.
1. Pemecahan Saham
Jika perusahaan memiliki laba yang tidak didistribusikan selama beberapa tahun, dan akumulasinya cukup besar dalam saldo laba, maka nilai pasar dari saham beredar kemungkinan akan meningkat.
Saham yang diterbitkan dengan harga kurang dari $50 per saham dapat dengan mudah mencapai harga pasar lebih dari $200 per saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin sedikit investor bisa membelinya. Untuk mengurangi harga pasar setiap saham, perusahaan menggunakan pemecahan saham.
2. Pemecahan Saham dan Diferensiasi Dividen Saham
Dari sudut pandang hukum, pemecahan saham berbeda dengan dividen saham. Pemecahan saham meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan nilai pari atau nilai yang dinyatakan per saham. Dividen saham, meskipun meningkatkan jumlah saham yang beredar, tetapi tidak menurunkan nilai pari, sehingga hal tersebut meningkatkan total nilai pari saham yang beredar. Alasan mengeluarkan dividen saham sangat banyak dan beragam. Dividen saham dapat menjadi gerakan publisitas, karena banyak yang menganggap dividen saham sebagai dividen. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan mungkin hanya ingin mempertahankan keuntungan dalam bisnisnya dengan mengapitalisasi sebagai saldo laba. Dalam situasi seperti itu, maka pada saat pengumuman dividen, terjadi pengalihan dari modal yang diperoleh ke modal kontribusi.
Jika perusahaan menerbitkan saham tambahan dengan tujuan mengurangi unit harga pasar, maka distribusinya lebih menyerupai pemecahan saham daripada dividen saham. Pengaruh ini biasanya hanya terjadi jika jumlah saham yang dikeluarkan lebih dari 20 – 25 persen dari jumlah saham yang beredar sebelumnya. Dividen saham yang lebih dari 20 – 25 persen dari jumlah saham yang beredar sebelumnya disebut dividen saham besar.
Pengungkapan Pembatasan pada Saldo Laba
Banyak perusahaan membatasi saldo laba atau dividen, tanpa adanya jurnal resmi. Pembatasan tersebut sebaiknya diungkapkan dengan catatan atas laporan keuangan. Tanda notasi terkadang digunakan, tetapi pembatasan yang diberlakukan oleh Indenture obligasi dan perjanjian pinjaman biasanya mensyaratkan penjelasan yang panjang. Catatan merupakan media untuk menjelaskan secara lebih lengkap dan membebaskan laporan keuangan dari notasi yang disingkat. Pengungkapan catatan harus mengungkapkan sumber pembatasan, ketentuan yag berkaitan, dan jumlah saldo laba yang digunakan untuk pembatasan, atau jumlah yang tidak dibatasi. Pembatasan dapat didasarkan pada retensi saldo laba tertentu, kemampuan untuk mempertahankan kebutuhan modal kerja tertentu, pinjaman tambahan, dan pertimbangan lainnya.
PENYAJIAN DAN ANALISIS EKUITAS
Penyajian Ekuitas
Laporan Posisi Keuangan
Dalam menunjukkan bagian ekuitas yang komprehensif dari laporan posisi keuangan Frost Company yang mencakup item ekuitas. Hak yang terkait dan hak istimewa dari berbagai efek yang beredar. Misalnya, perusahaan harus mengungkapkan semua hal berikut : preferensi dividen dan likuidasi, hak partisipasi, harga dan tangggal penarikan, konversi atau harga pelaksanaan dan tanggal yang terkait, kebutuhan dana pelunasan obligasi (sinkingfund) hak suara tidak biasa, dan jangka waktu kontrak untuk menerbitkan saham tambahan dalam jumlah yang besar.
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan juga diwajibkan untuk menyajikan laporan perubahan ekuitas ( statement of changes in equity ). Laporan perubahan ekuitas meliputi hal-hal berikut.
1. Total laba rugi komprehensif untuk periode bersangkutan, menunjukan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali.
2. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh dari penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif.
3. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan dari :
a. Keuntungan atau kerugian
b. Setiap item dari penghasilan komprehensif lain
c. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, menunjukkan kontribusi secara terpisah oleh dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
Analisis
Analisis menggunakan rasio ekuitas untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvabilitas jangka panjang perusahaan. Bagian ini membahas dan menjelaskan tiga rasio tersebut sebagai berikut.
1. Tingkat imbal hasil atas ekuitas saham biasa
2. Rasio pembayaran
3. Nilai buku per saham
Tingkat Imbal Hasil Atas Ekuitas Saham Biasa
Mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. Rasio ini menunjukkan berapa dolar laba neto yang diperoleh perusahaan untuk setiap dolar yang diinvestasikan oleh pemiliknya. Imbal hasil atas ekuitas juga membantu investor menilai kelayakan saham saat pasar secara keseluruhan tidak berjalan dengan baik.
Rasio Pembayaran
Rasio lain yang menarik investor, rasio pembayaran ( payout ratio ), adalah rasio dividen tunai terhadap laba neto. Jika saham preferen beredar, rasio ini sama dengan deviden tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa, dibagi dengan laba neto yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Nilai Buku Per Saham
Dasar lain untuk mengevaluasi kekayaan bersih ditemukan pada nilai buku atau nilai ekuitas per saham. Nilai Buku Per Saham adalah jumlah yang diterima setiap saham jika prusahaan dilikuidasi atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Namun, angka tersebut kehilangan sebagian besar relavansinya jika penilaian pada laporan posisi keuangan gagal mendekati nilai wajar aset. Nilai buku per saham sama dengan ekuitas biasa dibagi dengan saham biasa.
Komentar
Posting Komentar